saya sepasang kasut
masih ingat tak?
hmm...that sounded a bit foreign considering i don't hear it very often, if at all now.
I feel for the poor kids who still have to do those karangans. The ones yang bertajuk "saya sebatang pen" atau "saya seekor burung" were relatively easy to write but looking back, I wonder why we were asked to write karangans on those topics.
I haven't forgotten how to write ok, i'm just a little rusty. The last time I actually wrote something in malay was...hmm...3 1/2 years ago.
We all used to start those karangans something like this:
Nama saya Adidas. Warna saya putih dan biru. Saya dilahirkan di sebuah kilang di negeri Thailand tiga tahun lalu. yada, yada, yada...
My favourite ending was:-
Pada suatu hari, tuan saya ternampak kasut model terbaru di kedai kasut dekat rumahnya. Kasut itu masih baru dan lebih cantik daripada saya. Oleh itu, tuan saya pun membeli kasut itu dengan gembira. Sejak hari itu, tuan saya tidak mempedulikan kewujudan saya. Akhirnya, saya dibuang kedalam sungai sampai tenggelam.
Itulah nasib saya sebagai sepasang kasut.
The End
I wonder why we didn't fail then coz technically, if you drowned, then you wouldn't be alive to tell the story, no?
No comments:
Post a Comment